Berita PDDI DKI Jakarta Dorong MoU Penguatan Donor Darah dengan PMI DKI Jakarta
25/11/2025
JAKARTA — Perhimpunan Donor Darah Indonesia (PDDI) Provinsi DKI Jakarta menggelar audiensi dengan jajaran Pengurus Palang Merah Indonesia (PMI) Provinsi DKI Jakarta Masa Bakti 2025–2030 di Markas PMI DKI Jakarta, Selasa, 25 November 2025. Pertemuan ini menjadi momentum memperbarui komitmen kerja sama dalam penguatan layanan donor darah.
Audiensi dipimpin Wakil Ketua PDDI DKI Jakarta, Muhammad Dawam, bersama jajaran pengurus dan dewan kehormatan PDDI. Dalam pertemuan itu, Dawam menyampaikan ucapan selamat kepada pengurus PMI yang baru dilantik dan menegaskan kesiapan PDDI untuk memperkuat sinergi.
Dawam mengatakan transisi kepemimpinan PMI DKI harus menjadi peluang memperbarui energi kolaborasi. Ia berharap kepengurusan baru dapat menghadirkan strategi yang lebih progresif dalam memenuhi kebutuhan darah di ibu kota.
Menurut dia, hubungan PDDI dan PMI tidak hanya bersifat formal, tetapi merupakan kemitraan vital dalam menjalankan misi kemanusiaan. PDDI, ujar Dawam, akan tetap menjadi motor penggerak relawan dan komunitas pendonor, sehingga ketersediaan darah dapat terjaga.
PDDI DKI Jakarta mencatat telah mengadakan 12 kegiatan donor darah dalam satu bulan terakhir hingga 21 November 2025, dengan total 705 kantong darah yang berhasil dikumpulkan. Capaian itu disebut sebagai bukti komitmen operasional PDDI cabang di lapangan.
Dawam mengusulkan pembentukan Nota Kesepahaman (MoU) dengan PMI DKI Jakarta. Ia menilai MoU diperlukan agar koordinasi donor darah memiliki arah yang lebih terstruktur, terukur, dan dapat dipantau perkembangannya.
MoU itu akan mencakup peningkatan edukasi donor darah, perencanaan kegiatan donor secara berkelanjutan, serta penguatan efektivitas proses pengumpulan darah di Jakarta. Menurut Dawam, kerja sama formal akan memberikan kepastian kerja bagi kedua lembaga.
PDDI juga menegaskan kebijakan internal yang memprioritaskan Unit Donor Darah (UDD) PMI DKI Jakarta sebagai mitra utama dalam penjadwalan kegiatan donor darah. Langkah itu dimaksudkan agar seluruh proses distribusi dan pengelolaan darah tetap berada dalam satu jalur otoritatif.
Ketua PMI DKI Jakarta, H. Beky Mardani, menyambut baik usulan PDDI dan memastikan PMI akan membuka pintu selebar-lebarnya untuk bekerja bersama. Beky mengatakan PMI membutuhkan kolaborasi yang kuat dengan komunitas seperti PDDI untuk menjawab tingginya kebutuhan darah di Jakarta.
Beky menegaskan bahwa PMI tidak mungkin bergerak sendiri. Ia menyebut PDDI adalah mitra yang sudah terbukti konsisten selama bertahun-tahun dalam menggerakkan masyarakat untuk menjadi pendonor sukarela. Ia menambahkan bahwa PMI siap membahas MoU secara teknis agar kerja sama dapat berjalan lebih sistematis.
Menurut Beky, tantangan kebutuhan darah yang terus naik setiap tahun memerlukan pendekatan baru. Karena itu, ia mendorong pemanfaatan teknologi informasi, kampanye publik yang lebih terarah, serta perluasan jaringan komunitas pendonor sebagai strategi masa depan.
Dawam juga menyinggung tantangan capaian donor darah pada Hari Donor Darah Juni 2025, yang hanya mencapai 1.257 kantong dari target 1.620 atau 77,59 persen. Ia menyebut capaian itu harus menjadi evaluasi bersama untuk meningkatkan strategi mobilisasi pendonor.
Untuk memperkuat kinerja organisasi, PDDI meminta dukungan PMI terkait penggunaan ruang sekretariat di Markas PMI DKI Jakarta serta izin koordinasi langsung dengan PMI Kota/Kabupaten, agar kegiatan donor darah di lapangan dapat berjalan lebih cepat dan efisien.
Dawam menegaskan bahwa penguatan jejaring relawan dan komunitas pendonor merupakan agenda jangka panjang PDDI. Ia berharap kolaborasi dengan PMI DKI Jakarta dapat semakin erat dan berdampak pada ketersediaan darah yang lebih stabil.
Pertemuan diakhiri dengan komitmen bahwa kedua lembaga akan menindaklanjuti usulan-usulan tersebut dalam pertemuan teknis berikutnya. PDDI dan PMI sepakat bahwa misi kemanusiaan tidak boleh terhenti oleh perubahan kepengurusan atau hambatan administratif.(af)
Audiensi dipimpin Wakil Ketua PDDI DKI Jakarta, Muhammad Dawam, bersama jajaran pengurus dan dewan kehormatan PDDI. Dalam pertemuan itu, Dawam menyampaikan ucapan selamat kepada pengurus PMI yang baru dilantik dan menegaskan kesiapan PDDI untuk memperkuat sinergi.
Dawam mengatakan transisi kepemimpinan PMI DKI harus menjadi peluang memperbarui energi kolaborasi. Ia berharap kepengurusan baru dapat menghadirkan strategi yang lebih progresif dalam memenuhi kebutuhan darah di ibu kota.
Menurut dia, hubungan PDDI dan PMI tidak hanya bersifat formal, tetapi merupakan kemitraan vital dalam menjalankan misi kemanusiaan. PDDI, ujar Dawam, akan tetap menjadi motor penggerak relawan dan komunitas pendonor, sehingga ketersediaan darah dapat terjaga.
PDDI DKI Jakarta mencatat telah mengadakan 12 kegiatan donor darah dalam satu bulan terakhir hingga 21 November 2025, dengan total 705 kantong darah yang berhasil dikumpulkan. Capaian itu disebut sebagai bukti komitmen operasional PDDI cabang di lapangan.
Dawam mengusulkan pembentukan Nota Kesepahaman (MoU) dengan PMI DKI Jakarta. Ia menilai MoU diperlukan agar koordinasi donor darah memiliki arah yang lebih terstruktur, terukur, dan dapat dipantau perkembangannya.
MoU itu akan mencakup peningkatan edukasi donor darah, perencanaan kegiatan donor secara berkelanjutan, serta penguatan efektivitas proses pengumpulan darah di Jakarta. Menurut Dawam, kerja sama formal akan memberikan kepastian kerja bagi kedua lembaga.
PDDI juga menegaskan kebijakan internal yang memprioritaskan Unit Donor Darah (UDD) PMI DKI Jakarta sebagai mitra utama dalam penjadwalan kegiatan donor darah. Langkah itu dimaksudkan agar seluruh proses distribusi dan pengelolaan darah tetap berada dalam satu jalur otoritatif.
Ketua PMI DKI Jakarta, H. Beky Mardani, menyambut baik usulan PDDI dan memastikan PMI akan membuka pintu selebar-lebarnya untuk bekerja bersama. Beky mengatakan PMI membutuhkan kolaborasi yang kuat dengan komunitas seperti PDDI untuk menjawab tingginya kebutuhan darah di Jakarta.
Beky menegaskan bahwa PMI tidak mungkin bergerak sendiri. Ia menyebut PDDI adalah mitra yang sudah terbukti konsisten selama bertahun-tahun dalam menggerakkan masyarakat untuk menjadi pendonor sukarela. Ia menambahkan bahwa PMI siap membahas MoU secara teknis agar kerja sama dapat berjalan lebih sistematis.
Menurut Beky, tantangan kebutuhan darah yang terus naik setiap tahun memerlukan pendekatan baru. Karena itu, ia mendorong pemanfaatan teknologi informasi, kampanye publik yang lebih terarah, serta perluasan jaringan komunitas pendonor sebagai strategi masa depan.
Dawam juga menyinggung tantangan capaian donor darah pada Hari Donor Darah Juni 2025, yang hanya mencapai 1.257 kantong dari target 1.620 atau 77,59 persen. Ia menyebut capaian itu harus menjadi evaluasi bersama untuk meningkatkan strategi mobilisasi pendonor.
Untuk memperkuat kinerja organisasi, PDDI meminta dukungan PMI terkait penggunaan ruang sekretariat di Markas PMI DKI Jakarta serta izin koordinasi langsung dengan PMI Kota/Kabupaten, agar kegiatan donor darah di lapangan dapat berjalan lebih cepat dan efisien.
Dawam menegaskan bahwa penguatan jejaring relawan dan komunitas pendonor merupakan agenda jangka panjang PDDI. Ia berharap kolaborasi dengan PMI DKI Jakarta dapat semakin erat dan berdampak pada ketersediaan darah yang lebih stabil.
Pertemuan diakhiri dengan komitmen bahwa kedua lembaga akan menindaklanjuti usulan-usulan tersebut dalam pertemuan teknis berikutnya. PDDI dan PMI sepakat bahwa misi kemanusiaan tidak boleh terhenti oleh perubahan kepengurusan atau hambatan administratif.(af)