Berita Selamat Hari PMR, Relawan Masa Depan
02/03/2023

Wijaya Kusuma, Jakarta Barat. Muda adalah kekuatan, kata orang bijak. Hari ini, ketika memperingati Hari Palang Merah Remaja (PMR), sesungguhnya kita sedang menatap secercah harapan di masa depan.
Tanggal 1 Maret 1950, duo Siti Dasimah dan Paramita Abdurrahman mendirikan Palang Merah Remaja (PMR), menyusul Kongres PMI ke-4 yang diadakan pada Januari 1950. Jauh sebelumnya, tahun 1919, sidang Liga Perhimpunan Palang Merah Internasional memutuskan PMR menjadi bagian dari perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah.
Berawal dari bantuan kecil saat Perang Dunia I (1914-1918), PMR kini tumbuh menjadi tumpuan masa depan. Sejak 1960, sebagian besar perkumpulan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah di dunia sudah memiliki PMR.
Apa yang membuat Palang Merah Remaja begitu penting buat gerakan kemanusiaan di masa depan?
Survei global yang diadakan UNICEF dan Gallup pada 2021 menunjukkan, lebih dari 80 persen anak dan pemuda di Indonesia percaya dunia akan semakin baik dari generasi ke generasi. Mereka juga meyakini layanan kesehatan, pendidikan, dan keamanan lebih baik dibandingkan zaman orang tua mereka dahulu.
Optimisme kaum muda akan dunia yang lebih baik, itulah harapan yang membuat PMR dapat menjadi tumpuan gerakan kemanusiaan di masa depan. Dengan kata lain, PMR adalah agen perubahan positif.
Tema peringatan Hari PMR tahun ini adalah Youth Empowerment Through Participation atau Pemberdayaan Orang Muda Melalui Keterlibatan. Apa yang dapat dilakukan PMR untuk menguatkan perannya saat ini? Sejalan dengan Tri Bakti PMR (meningkatkan keterampilan hidup sehat, berkarya dan berbakti di masyarakat, serta mempererat persahabatan nasional dan internasional), setidaknya ada 8 hal yang dapat dilakukan PMR:
Pertama. PMR dapat membantu PMI mendorong partisipasi orang tua dan masyarakat dalam kegiatan kemanusiaan. Mereka juga berpotensi mempromosikan nilai-nilai kepalangmerahan (kemanusiaan, kesamaan, kenetralan, kemandirian, kesukarelaan, kesatuan, dan kesemestaan) dalam pergaulan dengan teman seusia.
Kedua. Dengan kekuatan pergaulan peer to peer-nya, PMR berpeluang lebih aktif di dunia internasional. Sehingga wawasan dan persahabatan internasional mereka jadi lebih baik. Saat ini, karena besarnya pengaruh media sosial dan Internet of Things (IoT), dunia seolah tanpa batas.
Ketiga. PMR dapat mengembangkan keterampilan dalam kepemimpinan dan pengembangan diri. Hal ini dapat membantu anggotanya menjadi pemimpin masa depan yang berperan dalam perubahan positif masyarakat.
Keempat. Untuk kepentingan kolaborasi dan partisipasi, PMR dapat mengembangkan keterampilan sosial anggotanya. Terutama keterampilan berkomunikasi dan membangun hubungan.
Kelima. Dengan mengembangkan kolaborasi dan partisipasi, dukungan terhadap PMR di masyarakat akan lebih kuat dan luas. Dukungan itu dapat membantu PMR mengumpulkan sumber daya, menjangkau lebih banyak orang yang membutuhkan, dan memperkuat pengaruh anak muda dalam mendorong perubahan positif.
Keenam. PMR dapat memelopori penggunaan teknologi informasi dalam kegiatan-kegiatan kemanusiaan. Teknologi dan perangkat digital telah menjadi bagian penting dalam kehidupan remaja. Namun anggota PMR juga harus memiliki kemampuan memfilter agar penggunaan teknologi itu tidak berlebihan dan menjadi toksik, sehingga memengaruhi kesehatan fisik dan mental remaja.
Ketujuh. Keaktifan PMR dapat meredam stereotip di kalangan remaja bahwa kegiatan Palang Merah hanya diperuntukkan bagi orang dewasa. PMR berperan meningkatkan kesadaran bahwa Palang Merah relevan bagi semua usia.
Kedelapan. PMR, dengan bekal kepalangmerahan yang dimilikinya, dapat menjadi garda terdepan dalam mendeteksi masalah kesehatan mental di kalangan remaja. Remaja saat ini cenderung mengalami stres yang tinggi. Tanpa kesehatan mental, seseorang tidak akan sehat secara paripurna.
Selamat memperingati Hari Palang Merah Remaja, relawan masa depan. (icul)
sumber : https://pmijakartabarat.or.id/
Tanggal 1 Maret 1950, duo Siti Dasimah dan Paramita Abdurrahman mendirikan Palang Merah Remaja (PMR), menyusul Kongres PMI ke-4 yang diadakan pada Januari 1950. Jauh sebelumnya, tahun 1919, sidang Liga Perhimpunan Palang Merah Internasional memutuskan PMR menjadi bagian dari perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah.
Berawal dari bantuan kecil saat Perang Dunia I (1914-1918), PMR kini tumbuh menjadi tumpuan masa depan. Sejak 1960, sebagian besar perkumpulan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah di dunia sudah memiliki PMR.
Apa yang membuat Palang Merah Remaja begitu penting buat gerakan kemanusiaan di masa depan?
Survei global yang diadakan UNICEF dan Gallup pada 2021 menunjukkan, lebih dari 80 persen anak dan pemuda di Indonesia percaya dunia akan semakin baik dari generasi ke generasi. Mereka juga meyakini layanan kesehatan, pendidikan, dan keamanan lebih baik dibandingkan zaman orang tua mereka dahulu.
Optimisme kaum muda akan dunia yang lebih baik, itulah harapan yang membuat PMR dapat menjadi tumpuan gerakan kemanusiaan di masa depan. Dengan kata lain, PMR adalah agen perubahan positif.
Tema peringatan Hari PMR tahun ini adalah Youth Empowerment Through Participation atau Pemberdayaan Orang Muda Melalui Keterlibatan. Apa yang dapat dilakukan PMR untuk menguatkan perannya saat ini? Sejalan dengan Tri Bakti PMR (meningkatkan keterampilan hidup sehat, berkarya dan berbakti di masyarakat, serta mempererat persahabatan nasional dan internasional), setidaknya ada 8 hal yang dapat dilakukan PMR:
Pertama. PMR dapat membantu PMI mendorong partisipasi orang tua dan masyarakat dalam kegiatan kemanusiaan. Mereka juga berpotensi mempromosikan nilai-nilai kepalangmerahan (kemanusiaan, kesamaan, kenetralan, kemandirian, kesukarelaan, kesatuan, dan kesemestaan) dalam pergaulan dengan teman seusia.
Kedua. Dengan kekuatan pergaulan peer to peer-nya, PMR berpeluang lebih aktif di dunia internasional. Sehingga wawasan dan persahabatan internasional mereka jadi lebih baik. Saat ini, karena besarnya pengaruh media sosial dan Internet of Things (IoT), dunia seolah tanpa batas.
Ketiga. PMR dapat mengembangkan keterampilan dalam kepemimpinan dan pengembangan diri. Hal ini dapat membantu anggotanya menjadi pemimpin masa depan yang berperan dalam perubahan positif masyarakat.
Keempat. Untuk kepentingan kolaborasi dan partisipasi, PMR dapat mengembangkan keterampilan sosial anggotanya. Terutama keterampilan berkomunikasi dan membangun hubungan.
Kelima. Dengan mengembangkan kolaborasi dan partisipasi, dukungan terhadap PMR di masyarakat akan lebih kuat dan luas. Dukungan itu dapat membantu PMR mengumpulkan sumber daya, menjangkau lebih banyak orang yang membutuhkan, dan memperkuat pengaruh anak muda dalam mendorong perubahan positif.
Keenam. PMR dapat memelopori penggunaan teknologi informasi dalam kegiatan-kegiatan kemanusiaan. Teknologi dan perangkat digital telah menjadi bagian penting dalam kehidupan remaja. Namun anggota PMR juga harus memiliki kemampuan memfilter agar penggunaan teknologi itu tidak berlebihan dan menjadi toksik, sehingga memengaruhi kesehatan fisik dan mental remaja.
Ketujuh. Keaktifan PMR dapat meredam stereotip di kalangan remaja bahwa kegiatan Palang Merah hanya diperuntukkan bagi orang dewasa. PMR berperan meningkatkan kesadaran bahwa Palang Merah relevan bagi semua usia.
Kedelapan. PMR, dengan bekal kepalangmerahan yang dimilikinya, dapat menjadi garda terdepan dalam mendeteksi masalah kesehatan mental di kalangan remaja. Remaja saat ini cenderung mengalami stres yang tinggi. Tanpa kesehatan mental, seseorang tidak akan sehat secara paripurna.
Selamat memperingati Hari Palang Merah Remaja, relawan masa depan. (icul)
sumber : https://pmijakartabarat.or.id/